Lafargue merupakan subyek dari sebuah ucapan Karl Marx yang terkenal. Tak lama sebelum
meninggal dunia pada tahun 1883, Marx menulis sepucuk surat kepada Lafargue dan
pemimpin Partai Pekerja Perancis, Jules Guesde, yang mana keduanya telah mengklaim diri
mewakili prinsip-prinsip "Marxis". Marx menuduh mereka "memperdagangkan frasa
revolusioner" dan menuduh mereka menolak pentingnya nilai perjuangan-perjuangan
reformis. Perihal memperdagangkan frasa revolusioner inilah yang merupakan sumber ucapan
Marx yang dilaporkan oleh Friedrich Engels: "Ce qu'il y a de certain c'est que moi, je ne suis
pas Marxiste" ("Yang pasti ialah bahwa [kalau mereka itu Marxis, maka] saya sendiri
bukanlah seorang Marxis").
Di sanalah Lafargue memulai karir intelektual dan politiknya, menganut filsafat Positivis, dan menjalin kontak dengan kelompok-kelompok Republikan yang menentang Napoleon III. Karya Pierre-Joseph Proudhon tampaknya telah secara khusus mempengaruhinya pada fase ini. Sebagai seorang anarkis Proudhonian, Lafargue bergabung dengan seksi Perancis di International Workingmen's Association (Internasional Pertama). Namun demikian, dia segera berhubungan dengan dua dari tokoh paling menonjol di kalangan pemikiran dan aksi revolusioner: Marx dan Auguste Blanqui, yang pengaruhnya telah memudarkan kecenderungan-kecenderungan anarkis pertama Lafargue muda.
Pada tahun 1865, setelah berpartisipasi dalam Kongres Mahasiswa Internasional di Liege, Lafargue dicekal di semua universitas di Perancis, dan terpaksa pindah ke London untuk memulai karir. Di sanalah dia sering mengunjungi rumah Marx, menemui putri kedua Marx, Laura, yang kemudian menikah dengannya pada tahun 1868. Aktivitas politik Lafargue mengambil arah baru, dan dia dipilih menjadi anggota Dewan Umum Internasional Pertama, kemudian ditunjuk menjadi sekretaris koresponden untuk Spanyol. Akan tetapi, tampaknya Lafargue tidak berhasil menjalin kontak serius dengan delompok-kelompok pekerja di negeri itu--Spanyol baru bergabung ke dalam gerakan internasional setelah Revolusi Cantonalist tahun 1868, sementara peristiwa-peristiwa seperti kedatangan anarkis Italia, Giuseppe Fanelli, membuat Spanyol menjadi kubu kuat Anarkisme (dan bukan dari aliran Marxis yang mana Lafargue memilih untuk mewakilinya).
Penentangan Lafargue terhadap Anarkisme menjadi terkenal ketika, sekembalinya dia ke
Perancis, dia menulis beberapa artikel yang menyerang kecenderungan-kecenderungan
Bakuninis yang sangat berpengaruh pada beberapa kelompok pekerja di Perancis. Rangkaian
artikel ini menandai dimulainya karir panjang Lafargue sebagai seorang jurnalis politik.
Tidak seperti bagian-bagian Eropa lainnya dimana Marxisme tumbuh subur hingga memainkan peran dominan, kaum revolusioner Spanyol kebanyakan adalah para pengikut faksi anarkis dari Internasional (mereka tetap sangat kuat sampai Perang Sipil Spanyol tahun 1930-an dan masa kediktatoran setelahnya). Lafargue menjadi terlibat dalam mengarahkan kembali kecenderungan ke arah Marxisme, aktivitas yang sebagian besar dikembangkan di bawah arahan Friedrich Engels dan menjadi jalin-menjalin dengan perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh kedua tendensi ini di tingkat internasional--karena federasi Spanyol di Internasional merupakan salah satu pilar utama kelompok Anarkis.
Tugas yang diberikan kepada Lafargue terutama terdiri atas tugas untuk menghimpun kepemimpinan Marxis di Madrid, sembari melakukan upaya pengaruh ideologis melalui artikel-artikel yang tak ditandatangani di koran La Emancipación (dimana dia mempertahankan kebutuhan untuk membentuk sebuah partai politik kelas pekerja, salah satu topik yang ditentang oleh kaum anarkis). Pada saat yang sama, Lafargue berinisiatif melalui beberapa artikelnya, mengungkapkan ide-idenya sendiri tentang pengurangan hari kerja secara radikal (sebuah konsep yang tidak sepenuhnya asing dalam pemikiran orisinal Marx) yang dimulai agar muncul.
Pada tahun 1872, setelah sebuah serangan publik di La Emancipación terhadap Dewan
Federal anarkis yang baru, Federasi Madrid memecat para penandatangan artikel itu, yang
kemudian segera bergerak dengan mendirikan Federasi Madrid Baru, sebuah kelompok yang
memiliki pengaruh terbatas. Aktivitas terakhir Lafargue sebagai aktivis Spanyol adalah
mewakili kelompok minoritas Marxis ini pada Kongres di Hague tahun 1872 yang menandai
berakhirnya Internasional Pertama sebagai kelompok unitarian dari semua sosialis.
Mulai tahun 1880, Lafargue kembali bekerja sebagai editor koran L'Egalité. Pada tahun yang sama, dan di halaman-halaman terbitan itu, Lafargue mulai menerbitkan draft pertama The Right to Be Lazy. Pada tahun 1882, dia mulai bekerja di sebuah perusahaan asuransi, yang memungkinkan dirinya untuk kembali ke Paris dan masuk kembali ke dalam lingkar inti politik sosialis Perancis.Bersama Jules Guesde dan Gabriel Deville, dia mulai mengarahkan aktivitas-aktivitas Partai Pekerja Perancis yang baru saja berdiri (Parti Ouvrier Français/POF), yang dia pimpin ke arah perjuangan berhadapan dengan opsi-opsi sayap kiri besar lainnya: Anarkisme maupun kaum Radikal "Jacobin" dan Blanquis.
Sejak saat itu dan sampai kematiannya, Lafargue tetap menjadi teoritisi POF yang paling dihormati, bukan sekedar meluaskan doktrin-doktrin orisinal Marxis, tetapi juga menambahkan ide-ide orisinalnya sendiri. Dia juga berperan aktif dalam aktivitas-aktivitas publik seperti pemogokan dan pemilu, dan dipenjara beberapa kali.
Pada tahun 1891, meski berada dalam tahanan polisi, dia terpilih menjadi anggota Parlemen
Perancis untuk Lille, merupakan orang pertama dari kalangan Sosialis Perancis yang
menduduki posisi seperti itu. Keberhasilannya ini nantinya akan mendorong POF untuk terus
terlibat dalam aktivitas-aktivitas elektoral, dan cukup besar mengabaikan kebijakan-kebijakan
insureksional dari periode sebelumnya.
Kendati demikian, Lafargue terus melanjutkan pembelaannya atas ortodoksi Marxis
menentang tendensi reformis, seperti ditunjukkan secara jelas oleh pertikaiannya dengan Jean
Jaurès, maupun penolakannya untuk ambil bagian dalam pemerintahan "borjuis" apapun.
Pada tahun-tahun terakhir ini, Lafargue telah mengambil jarak dengan segala bentuk aktivitas politik. Dia tinggal di pinggiran Paris, di desa Draveil, dan membatasi kontribusinya bagi sejumlah artikel dan essai maupun kontak dengan beberapa aktivis sosialis yang paling terkemuka di masa itu seperti Karl Kautsky dan Hjalmar Branting dari generasi tua, dan Karl Liebknecht ataupun Vladimir Lenin dari generasi muda. Di rumah di desa Draveil itulah Paul dan Laura Lafargue mengakhiri hidup mereka--kejadian yang menimbulkan kekagetan, bahkan kemarahan, di kalangan sosialis Perancis dan Eropa.
Dia telah menulis surat untuk kesempatan itu:
"Kesehatan tubuh dan jiwa, saya memberikan kematian kepada diri saya sebelum usia tua yang tak tertanggungkan, yang telah mencuri dari diri saya satu demi satu kenikmatan dan kesenangan hidup, dan yang telah menjauhkan saya dari kekuatan fisik dan intelektual saya, melumpuhkan tenaga saya dan berakhir dengan lumpuhnya kemauan keras saya, membuat saya menjadi beban bagi diri saya sendiri dan bagi orang lain.
Sejak bertahun-tahun yang lalu saya telah berjanji kepada diri saya untuk tidak hidup lebih dari usia tujuh puluh tahun. Saya telah memastikan saat untuk keberangkatan saya meninggalkan kehidupan ini dan telah menyiapkan cara untuk melaksanakan keputusan ini: sebuah suntikan hipodermik berisi hidrosianik.
Saya mati dengan kebahagiaan puncak berupa memiliki keyakinan bahwa dalam waktu sangat dekat akan segera berjaya tujuan yang untuk itu saya telah mengabdikan diri saya sejak 45 tahun yang lalu.
Hidup Komunisme! Panjang umur Internasional"
Kebanyakan pemimpin sosialis baik secara publik ataupun pribadi menyesalkan keputusannya. Sedikit dari pemimpin sosialis, terutama pemimpin Anarkis Spanyol, Anselmo Lorenzo, yang merupakan rival politik utama Lafargue selama dia tinggal di Spanyol, menerima keputusannya dengan penuh pengertian. Lorenzo menulis setelah kematian Lafargue:
"Bunuh diri yang bersifat ganda, orisinal dan apapun yang dikatakan oleh kaum rutinarian, bahkan bunuh diri yang simpatik dari Paul Lafargue dan Laura Marx [di Spanyol, perempuan tetap memakai nama keluarga asalnya setelah menikah], yang mengetahui dan dapat hidup sebagai satu kesatuan dan sebagai kekasih, telah membangunkan kenangan-kenangan saya (...)
Lafargue adalah guru saya: kenangan tentang dia bagi saya sama pentingnya dengan kenangan tentang Fanelli.
(...) pada Lafargue ada dua aspek berbeda yang membuat dirinya tampak berada dalam
kontradiksi yang konstan: berafiliasi dengan sosialisme, dia adalah seorang komunis anarkis
berdasarkan pendirian yang ditunjukkannya; namun sebagai musuh Bakunin, berdasarkan
saran Marx, dia mencoba menghancurkan Anarkisme. Dikarenakan cara keberadaan
gandanya itu, dia menimbulkan efek yang berbeda pada orang-orang yang memiliki hubungan
dengannya: orang-orang yang sederhana ditenangkan oleh optimisme-optimisme Lafargue,
tetapi mereka, yang tersentuh oleh hasrat-hasrat yang membuat depressi, merubah
persahabatan menjadi kebencian dan membuat isu-isu personal, perpecahan-perpecahan, dan
membentuk organisasi-organisasi yang--dikarenakan karakter buruk sejak awalnya--akan
selalu menghasilkan buah yang pahit. (...)"
Sumber: Wikipedia, 10 Juli 2008
Home, Index Asia, Daily Asia News
A webpage of WELT IN UMWAeLZUNG Mannheim-Ludwigshafen, Germany
October 2008